Etika Bisnis Dalam Politik

12:22 PM

PENGERTIAN ETIKA POLITIK

Etika Politik terdiri dari dua kata yaitu Etika dan Politik.Etika(Yunani Kuno:"ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana danbagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadistudi mengenai standar dan penilaian moral. Sedangkan Politik adalah prosespembagian kekuasaan yang melibatkan interaksi antara pemerintah dan/ataumasyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yangmengikat untuk kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayahtertentu. Jadi etika politik adalah nilai-nilai azas moral yang disepakati bersama baikpemerintah dan/atau masyarakat untuk dijalankan dalam proses pembagiankekuasaan dan pelaksanaan keputusan yamg mengikat untuk kebaikan bersama.6.

MANFAAT ETIKA POLITIK BAGI PEJABAT DALAM PELAKSANAAN SISTEM POLITIK INDONESIA

Sebagai salah satu cabang etika, khususnya etika politik termasuk alamlingkungan filsafat. Filsafat yang langsung mempertanyakan praksis manusia adalahetika. Etika mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Ada bebagaibidang etika khusus, seperti etika individu, etika sosial, etika keluarga, etika profesi,dan etika pendidikan.dalam hal ini termasuk setika politik yang berkenaan dengandimensi politis kehidupan manusia.

Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukurbetulsalahnya tindakan manusia sebagai manusia. Dengan demikian, etika politikmempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia danbukan hanya sebagai warga Negara terhadap Negara, hukum yang berlaku dan lainsebagainya.

Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alatteoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secarabertanggung jawab. Jadi, tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkansecara rasional objektif dan argumentative. 

Etika politik tidak langsung mencampuripolitik praktis. Tugas etika politik membantu agar pembahasan masalah-masalahidiologis dapat dijalankan secara obyektif.

Hukum dan kekuasaan Negara merupakan pembahasan utama etika politik.Hukum sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan Negarasebagai lembaga penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur gandakemampuan manusia (makhluk individu dan sosial). Jadi etika politik membahashokum dan kekuasaan. Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasimoral bagi suatu Negara adalah adanya cita-cita The Rule Of Law, partisipasidemokratis masyarakat, jaminan ham menurut kekhasan paham kemanusiaan dansturktur kebudayaan masyarakat masing-masing dan keadaan sosial.

Ada beberapa manfaat etika politik bagi para pejabat. 

Pertama, etikadiperlukan dalam hubungannya dengan relasi antara politik dan kekuasaan. Karenakekuasaan cenderung disalahgunakan maka etika sebagai prinsip normatif/etikanormatif (bukan metaetika) sangat diperlukan. Etika di sini ada sebagai sebuahkeharusan ontologis. Dengan memahami etika politik, para pejabat tidak akanmenyalahgunakan kekuasaannya. Dengan demikian kebijakan pembabatan kopiseperti yang pernah terjadi di kabupaten Manggarai tidak akan terjadi. Hal inimenunjukkan pemerintah tidak menyadari bahwa mereka adalah representan rayat,karenanya mereka mesti melayani dan memperhatikan kesejahteraan rakyat, bukanmembunuh rakyat dengan mencaplok dan mengambil lapangan pekerjaan utamasebagai sumber hidup mereka.

Kedua, etika politik bertujuan untuk memberdayakan mekanisme kontrolmasyarakat terhadap pengambilan kebijakan para pejabat agar tidak menyalahietika. Masyarakat sebagai yang memiliki negara tidak bisa melepaskan diri dalammengurus negara. Masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama denganpara pejabat, namun dalam tataran tertentu keduanya berbeda.
Dalam negara dengan alam demokrasi peranan masyarakat sangat besaryang nyata dalam sikap mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah. Para pejabatsebagai representan rakyat tentu akan mendengar kritikan tersebut sebelum sebuahkebijakan diambil. Warga negara yang demokratis mesti berusaha untukmenghentikan pengambilan keputusan yang dapat merugikan warga walaupunkeputusan tersebut dianggap benar oleh para pejabat.

Mekanisme kontrol tersebut sangat penting agar para pejabat tidakmengambil kebijakan yang merugikan masyarakat. Masih hangat dalam ingatan kitatentang rencana tambang emas di Lembata. Masyarakat yang terancam akanteralienasi dari berbagai aspek kehidupannya memrotes dan menolak rencanatersebut. Tindakan masyarakat tersebut dilihat sebagai cara masyarakat mengontrolkebijakan yang diambil pemerintah.

Ketiga, para pejabat dapat bertanggung jawab atas berbagai keputusan yangdibuatnya baik selama ia menduduki posisi tertentu maupun setelah meninggalkan jabatannya. Para pejabat bekerja dalam lingkup organisasional, oleh karena itu segala kebijakan yang diambil mesti berdasarkan kesepakatan bersama. Namun,mereka tidak dapat melarikan diri dari tanggung jawabnya sebagai seorang pribadiatas sebuah keputusan. Tanggung jawab pribadi tidak hanya berlaku saat iamemegang jabatan publik tertentu, tetapi juga terus berlanjut ketika ia berada padafree position.

Tanggung jawab pribadi juga dapat mendukung akuntabilitas bagi keputusanyang kurang dapat dianggap berasal dari pejabat-pejabat yang baru. Karenatanggung jawab pribadi melekat pada pribadi dan bukan pada kolektivitas, makatanggung jawab tersebut selalu melekat dan mengikuti pejabat ke mana pun ia pergi.Kita dapat menelusurinya setiap waktu juga pada saat ia tidak sedang memegang suatu jabatan publik tertentu.

Etika politik menolak segala kecenderungan yang terus berkembangterutama yang menyangkal tanggung jawab pribadi dan kecenderungankomplementer yang mempertalikannya dengan berbagai jenis kolektivitas.

DAMPAK DARI TERJADINYA KEMEROSOTAN ETIKA POLITIK DALAM PELAKSANAANSISTEM POLITIK INDONESIA

Dalam pembahasan etika, persoalan yang diperbincangkan mengenai konteksbaik atau buruk suatu perbuatan manusia. Khususnya mengenai nilai-nilai perbuatanyang dilakukan oleh setiap individu. Pengelompokkan perbuatan baik dan buruktentunya mengacu pada aturan yang berlaku sebagai landasan etika.

Setiap manusia memiliki hati nurani yang menjadi penyaring sebelummelakukan tindakan. Naluri inilah yang menjadi pengontrol untuk melakukanperbuatan yang baik. Tindakan pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua yaknibaik atau buruk. Dalam pengelompokkan tersebut memberikan batasan bagi setiapmanusia agar tidak melakukan apa yang ingin dilakukan melainkan tindakan itu harusdisesuaikan dengan norma-norma yang berlaku.

Persoalan etika merupakan hal yang sangat vital dalam interaksi sosial karenasetiap perbuatan manusia menimbulkan dampak sesuai dengan apa yang dilakukan.Perbuatan yang baik menghasilkan dampak yang baik, begitupun sebaliknya.Meskipun dalam kenyataan dilapangan, khususnya ranah politik, terkadangperbuatan yang baik berdampak buruk dan perbuatan yang buruk berdampak baik.Hal ini terjadi karena pemahaman ‘menghalalkan segala cara’ menghiasi pentasperpolitikan di Indonesia.

Dinamika politik kebangsaan baik politik lokal maupun politik nasional hampirmelupakan nilai-nilai fundamental masyarakat Indonesia. Padahal Indonesiamerupakan negara hukum, negara religius, dan negara yang memilikikeanekaragaman adat dan budaya.

Keterkaitan etika dan politik sangat erat karena politik tanpa etika tentunyaakan melahirkan dampak negative yang tersistematis. Perlu kita cermati fakta yangterjadi dilapangan bahwa beberapa kasus politik disebabkan oleh hilangnya ruh etikapada diri seorang politisi. Keterpurukan etika inilah menyebabkan maraknyakercurangan seperti politik uangkampanye negatiF ,pembohongan masyarakat, janjikepalsuandanperang kata-kata.

Keterpurukan tersebut terkadang dimaknai sebagai bagian dari strategipolitik untuk mencapai target. Sehingga segala cara dilakukan tanpa mengindahkannilai hakiki yang telah dianut masyarakat Indonesia sejak pra kemerdekaan. Perludipahami bahwa hal ini sangat menciderai hati nurani dan prinsip demokrasimasyarakat Indonesia yang khas dengan kearifan lokal sebagai bangsa yangbermartabat.

Merosotnya etika para aktor politik membuat masyarakat Indonesia gelisahdalam menggapai kemakmuran dan kesejahteraan sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh para pendiri republik. Pelaku politik cenderung hanya berbicarakepentingan praktis. Padahal dalam setiap ruang dan waktu terdapat batasanperilaku manusia yang dirumuskan dalam sebuah tata nilai berkehidupan.
Penanaman etikalah yang perlu diindahkan oleh semua pelaku politik tanpaterkecuali. Biar bagaimanapun juga, praktek politik tidak akan pernah mencapaiposisi ideal jika melupakan prinsip-prinsip etika. Etikalah yang akan mengarahkankearah yang lebih baik karena etika akan berperan sebagai pengendali setiap geraklangkah.

Sebenarnya etika dalam politik tidak susah untuk diaplikasikan. Penulispunmeyakini bahwa sebenarnya para pelaku politik sadar bahwa praktek kecuranganyang dilakukan itu tidak dibenarkan. Hanya saja karena hal ideal ini diperhadapkandengan kesenangan pragmatis yang justru menghancurkan rumusan nilai yang sudahdibangun puluhan tahun yang lalu.

Akibat dari keterpurukan etika yang sudah menyatu dengan pentasperpolitikan, sehingga masyarakat terkadang menilai politik itu kotor, politik itumemanipulasi kekuasaan, politik itu rekayasa kebaikan, politik itu praktekpembodohan. Anggapan seperti ini sering keluar dari mulut masyarakat yang sudahmuak melihat atmosfir politik.

Penafsiran politik itu baik atau buruk sangat tergantung pada aktor (pelaku)politik itu sendiri. Akan mengarah ke hal yang positif jika pelakunya memilikikesadaran akan sebuah prinsip moral dan mengarah ke hal negative jikamengabaikan prinsip tersebut. Pada dasarnya politisilah yang memiliki peran pentingdalam mengendalikan praktek politik itu sendiri.

Penilaian bahwa politik itu suatu perjuangan, politik itu suatu ibadah, politikitu suatu kebajikan yang perlu dicapai bersama-sama. Hal ini hanyalah sekedarhayalan apabila elemen masyarakat menjadi penonton sejati atas rekayasa yangdilakukan oleh politisi. Dengan demkian, perlu ada kontrol sosial agar keterpurukantidak semakin merajalela.
  
KORUPSI DAN JANJI PALSU SANGAT DIBENCI

Kata korupsi dan janji palsu terasa begitu melekat. Dua kata itu menjadi jawaban spontan ketika generasi muda sekarang ditanya, ”Apa persepsimu tentang anggota DPR?”
Dua kata itu menjadi keprihatinan dalam perjalanan persiapan Pemilu 2014 pada sebuah diskusi tertutup yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan beberapa hari lalu.

Masalahnya, sekitar 60 juta pemilih pemula, entah mereka yang tergolong muda dan pernah mengikuti pada periode lima tahunan sebelumnya atau baru pertama kalinya, akan berperan serta menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2014.

Potret buram jawaban ”korupsi” dan ”janji palsu” tersebut ditekankan oleh pengamat politik J Kristiadi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS). Tantangan terbesar Pemilu 2014 adalah mengajak generasi muda untuk ikut menentukan wakil rakyat maupun pemimpin bangsa ini dengan menggunakan hak pilihnya.

”Kemenangan dalam setiap pemilu harus dilihat hasilnya. Mulai dari menghasilkan elite, kekuatan politik, hingga kebijakan yang menguntungkan rakyat. Bukan keuntungan sesaat pada saat kampanye,” ujar Kristiadi.

Apabila dimaknai secara positif jawaban-jawaban generasi muda tersebut, sebagian rakyat, terutama kalangan muda, sesungguhnya belakangan ini sudah mulai terjun langsung ke dunia politik untuk memberi warna perubahan. Mereka sudah jenuh terhadap realitas tertangkapnya pelaku-pelaku suap dan koruptor, serta muak dengan janji-janji palsu calon anggota legislatif maupun calon presiden terdahulu.

Namun, jika dimaknai secara negatif, bermunculanlah sikap apatis dan pesimistis pemilih pemula terhadap masa depan bangsa ini.

”Buat apa mengikuti proses pencoblosan di bilik suara kalau hasilnya tidak memengaruhi kehidupan pemilih pemula? Hasilnya, bahasa orang mudanya, pemilu enggak ngefek bagi kita,” kata Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini.

Ada kekhawatiran, sebagaimana diungkapkan Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Lutfi, militansi yang tinggi dari kalangan mahasiswa bakal luluh lantak.

”Keputusan memilih untuk tidak memilih kini juga dipandang menjadi sikap keren bagi kaum muda di era keterbukaan demokrasi. Butuh opini publik yang lebih baik untuk mendorong kaum muda memanfaatkan hak politiknya,” ujar Lutfi.

Banyak persoalan

Persoalan lain, peta permasalahan Pemilu 2014 terungkap begitu banyak. Dari setiap tahapan awal pemilu, kini masalah daftar pemilih tetap (DPT) sedang mengemuka. Namun, ada apresiasi atas kemauan politik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang terus berupaya memutakhirkan data.
Tak sedikit, relasi KPU dan Badan Pengawas Pemilu, serta Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, juga menjadi salah satu masalah. Begitu pula problematik anggaran penyelenggaraan Pemilu 2014 yang sangat rawan, mulai dari persetujuan besaran anggarannya yang mencapai Rp 17 triliun hingga pencairan yang dikhawatirkan terlambat dilakukan pemerintah. Peta kerawanan konflik dan keamanan distribusi logistik pun menjadi kekhawatiran.

Tak heran, sempat terungkap dalam diskusi tentang cuplikan kisah kampanye Ganjar Pranowo yang kini menjabat Gubernur Jawa Tengah. Dalam blusukan ke sebuah pasar di Semarang, Ganjar sempat berjabatan tangan dengan banyak pedagang. Lalu kasak-kusuk disebut, jabatan tangannya tanpa disertai grenjelan atau uang sedikit pun sebagai salam tempel.

Namun, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut dengan cerdas membuka wawasan rakyat yang diharapkan menjadi pemilihnya. Bisa saja, misalnya, saat itu Ganjar memberikan uang Rp 100.000 kepada setiap pedagang. Tentu, uang ratusan juta rupiah sudah digulirkan. Lalu, suara rakyat direbut untuk menduduki kursi jabatan gubernur. Namun, sejak saat itulah hubungan pemimpin dan rakyatnya putus.

Kelak, jangan lagi berharap ada anggaran pemeliharaan dan penataan pasar yang lebih baik karena semua yang diharapkan rakyat sudah dibayar di muka saat itu.
Pemilih kian rasional. Calon anggota legislatif maupun calon presiden bersainglah secara cerdas. Pilihan bentuk kampanye cerdas berada di setiap caleg dan capres.


,.
Previous
Next Post »
0 Komentar